Jumat, 20 September 2019

Cerpen Jalan Kenangan

Jalan Kenangan


        Air mataku tak terasa berlinang saat kulihat jalan kecil berliku dan tanjakan panjang dengan kemiringan sekitar 70 derajat, aku menerawang jauh ke masa lalu saat usiaku 12 tahun…..Tiba-tiba ibuku menatap tajam dan berucap lirih, “Jalan ini punya cerita dalam episode hidupmu, Nak!.  Tersimpan makna hidup, keikhlasan, kerja keras, kesabaran, dan keprihatinan serta kesungguhan…. 
Ya...sepanjang jalan yang kulewati ini memang mensyaratkan cerita dan kenangan yang tak akan pernah kulupakan.  Karena dari situlah aku belajar untuk pertama kali terntang makna berjuang.
“Ayo bangun, Nak!...saatnya kamu bersiap di hari pertama sekolah di SMP” Elusan halus dan suara lirih itu membangunkanku di pagi buta.   “Hemmm...ya bu,..sebentar bu…” aku menggeliat sambil melirik menatap ibu penuh harap agar tidak bangun saat itu. Tapi Ibuku membujukku untuk bersegera bangun…”Ayolah..segera bangun, liat jam itu ..sudah menunjukkan pukul 03.30”...
Aku bersegera untuk bangun ….tapi aku pun merayu ibu untuk mengantarku ke jamban untuk mandi….”Anter ya bu, aku takut ke jambannya kalau masih pagi buta begini”.
Tanpa sepatah kata jawabanpun Ibu langsung mengambil lampu templok kecil di dinding rumahku dan mengajakku untuk ke jamban.  “ Ayuk, Nak….segeralah!, tadi kakakmu sendirian ke jamban...dan tidak ditemukan apa-apa...padahal kan lebih pagi bangunnya dari kamu”.  Sahut ibu ….
Aku dan kakakku...secara umur terpaut lima tahun, tapi karena kakaku masuk di usia yang cukup umur saat masuk sekolah dasar, sementara aku lebih muda umurnya sehingga sekolah kami hanya terpaut tiga tahun.  Sehingga ketika kakaku masuk tingkat SMA aku masuk tingkat SMP, dan aku selalu mengikuti jejak kakakku. Artinya, aku sekolah di sekolah yang sama dengan kakakku.
Ritual mandi dan dandan di hari pertamaku sekolah usai juga,  walau aku harus melibatkan ibu, karena rambutku yang terurai panjang selutut butuh waktu untuk dirapikan. Selain disisir dan dikepang rapi, tentu saja wajibul wajib diberi aksen pita.
Setelah shalat subuh,  kami bersiap untuk berangkat, sarapan nasi goreng rasa bawang merah yang mewangi selalu menjadi sajian pagi kami, ..walau tanpa telur dan bumbu lainnya, hemmm….. tetap mantap disantap karena nasinya yang pulen bisa dikepal-kepal dan dibentuk seperti telur; bahkan kalau gak sempet sarapan di rumah biasanya di bawa sebagai bekal, dan kadang-kadang sesampainya di jalan raya sambil nunggu mobil yang kami tumpangi penuh, kami menyempatkan untuk sarapan.
Bagi kami sarapan adalah hal wajib yang tidak boleh dilewatkan...karena kami perlu energi banyak untuk jalan kaki menempuh perjalanan panjang menuju jalan raya untuk berebut tumpangan  mobil tua yang setia membawa kami ke sekolah…
Jalan panjang yang kami lewati cukup menantang….kakakku dengan pengalaman tiga tahunnya di SMP sangat mahir meniti jalan turunan dan berliku walau dalam kondisi subuh gelap dan tentu saja sangat licin saat musim hujan.  Sedangkan aku perlu berjuang keras untuk mengikuti jejak kakak yang sudah mahir, apalagi ini hari pertamaku sekolah...sebuah tantangan yang luar biasa bagiku. Padahal saat itu jalanan tidak dalam kondisi licin..hemmm terbayang dalam benakku kalau musim hujan bagaimana meniti jalan ini. 
Jalanan turun naik ini selain kecil juga rimbun, karena kiri dan kanan jalannya adalah kebun-kebun yang lebat dan pohon-pohonnya cukup tinggi, bahkan saat mendekat ke sungai kiri kanan jalannya adalah tebing yang cukup tinggi sehingga jika saja kami tidak waspada maka bisa terpeleset dan terperosok ke tebing…(serem deh kalau dibayangin).
 Satu jam setengah berlalu dari kami berangkat, tibalah kami di tempat mobil mangkal yang selalu setia mengangkut kami untuk sampai di sekolah.  Bahagia rasanya jika kami bisa duduk manis paling pinggir sehingga bisa menghirup udara pagi yang segar...ya mobil colt tua itu setiap pagi membawa kami bersama ibu-ibu yang akan belanja ke pasar untuk warungnya.
Bekal uang yang ibu berikan untuk kami sekolah, cukup untuk bolak-balik naik kendaraan dan sedikit untuk jajan...Alhamdulillah kami terlatih untuk tidak jajan di sekolah walaupun kami dalam kondisi capek, lelah,  dan haus...karena memang sudah biasa gak dikasih uang jajan. Bisa berangkat sekolah aja sudah sangat bersyukur….
Tak terasa waktu cepat berlalu,....hari, minggu,  dan bulan cepat sekali berganti, tiga bulan sudah masa adaptasi itu berjalan mulus tanpa rintangan yang berarti.   Alhamdulillah perjalanan berangkat ke dan dari sekolah berjalan lancar. Kerikil-kerikil kecil mulai terasa saat memasuki bulan keempat sekolah,di mana musim hujan sudah mulai datang.  
Suatu hari, hujan turun  dari selepas Isya hingga subuh menjelang, ….aku merajuk ke ibu untuk diizinkan tidak masuk sekolah hari itu;  
“Bu,...boleh, kan!  kalau aku hari ini gak masuk sekolah?  Dari pertama aku sekolah belum pernah sekali pun bolos”....ibuku hanya tersenyum sipu dan menjawab rayuanku…”Ini belum seberapa, nak!..berjuanglah….nikmati dan syukuri hujan hari ini sebagai ujian pertama agar kamu naik kelas di mata Allah…., contohlah kakak!...tiga tahun berlalu tidak pernah bolos hanya karena hujan, dia selalu bersemangat untuk sekolah.”
“Aaah...Ibu!....ya sudahlah..kalau itu maunya Ibu...aku sekolah” jawabku sambil ngeloyor mengambil tas dan sepatu yang sudah disiapkan oleh ibu dan sudah dimasukkannya ke dalam kresek hitam.” 
Subuh itu kami berangkat tanpa alas kaki alias nyeker,  ...jalanan yang licin, sempit,  dan turunan yang curam...membuatku harus lebih fokus dan butuh konsentrasi yang tinggi menjaga keseimbangan antara berat tubuh dan daya cengkram telapak kaki di jalan yang super duper licin.  Aku berusaha mengikuti irama langkah kakakku yang jalan di depanku….
“Huaaaahhhhhhh……pinter banget si kakak jalannya, tunggu aku Kak! Aku gak bisa jalan….aku takut jatuh”, pekikku sambil menahan tangis…..
“Ayooo…..belajar,     ikutin bagaimana kakak jalan”....teriakkan balasan kakakku dari bawah...
”Aku gak bisa Kak!”.....aku teriak kembali sampai akhirnya nangis….rasa yang berat di dada akhirnya pecah juga ...bulir-bulir kecil dari pelupuk mataku keluar deras…..aku terisak, sambil berucap lirih..”aku gak bisa kak, …..kakiku gemeter….aku balik aja…ya!”
Beberapa waktu kemudian, aku liat kakaku berjalan ke arahku sambil berujar..”Ayuk lah! sini kakak pegangin ...kita jalan pelan-pelan aja..sampai bawah sana….”  Di kegelapan subuh, diiringi rintik hujan dan naungan payung tua, ...aku berusaha mengikuti cara kakaku membimbingku jalan….”Ya Allah…..” gumamku...menghela nafas panjang karena punggungku terasa sakit dan pegal,  saking menahan dan menunduk terus menerus walaupun aku juga sudah berusaha memegang tangan kakaku dengan sekeras-kerasnya.
Akhirnya usai juga turunan pertama terselesaikan….selamat aku sampai di tempat datar.
Tapi ternyata...tak berakhir disitu, setelah turunan pertama usai….jalan lurus hanya beberapa saat  saja, ketemu lagi dengan turunan yang lebih curam….aku menghela nafas panjang kembali…”Huaaaahhhhhh….” Pikiranku diliputi hal-hal negatif tentang kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi seandainya aku tak bisa melewati dengan benar.
“Bismillah……” gumamku sambil memulai meniti satu persatu turunan itu….belum ada setengah turunan selesai, perasaanku kembali terganggu dengan suara gemuruh air sungai diujung tebing ….perassaanku semakin menggelora, rasa takutku tak terelakkan lagi,,,,Sementara itu, kakaku asyk sendiri berada di depanku sambil menjelaskan bagaimana cara jalan yang benar saat jalan menurun.   Dia bilang, tubuhnya dibuat miring ke kiri..sehingga jalannya dimulai dengan langkah kaki sebelah kanan untuk meniti di langkah pertama….Terus demikian selanjutnya diikuti oleh kaki kirinya…..”Aaaaaah…..susah ternyata melewati tantangan ini”....gumamku dalam hati….
Tak sampai titian ke tujuh melewati turunan itu….tak terelakkan lagi...kaki kananku yang diminta lebih dulu melangkah tak kuasa lagi menahan berat tubuhku...sehingga….sreeeeeet…..meniti jalan licin itu kepeleset..ke bawah dan tidak ada tenaga untuk menahan kaki kirinya...yang dengan sendirinya mengikuti dengan latah ke arah bawah….dan akhirnya…..Blug tubuhku terhempas di ujung turunan...hampir menabrak kakaku yang sudah menunggunya di bawah…..
“Aaaauuuu…..teriakku sambil kutangkap kaki kakaku yang ada persis di depanku.  Saat aku terjerembab ke bawah tadi….kaget, cemas, takut, dan sedih campur menjadi satu….maka pecahlah tangisku semakin keras,,,,sambil merasakan sakit di beberapa bagian tubuh yang terhempas tadi.
“Ayuk bangun!…..ini latihan pertamamu...pasti lain kali akan lebih pintar….” kakakku berujar lirih….
Aku masih shock...dan kaget….tapi...dibalik itu hati kecilku mengakui kehebatan kakaku yang selama ini tidak pernah kudengar keluhannya, padahal tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar….pasti hujan dan panas sudah menjadi santapannya saat melewati masa sekolah SMP dulu.
“Aaah..ternyata aku cengeng sekali” Gumamku dalam hati…., padahal bapak selalu mengingatkanku, “Berjuanglah kalau kamu ingin menjadi orang yang berhasil...Kalian terlahir dari keluarga yang sederhana dan tinggal di kmapung, tapi Bapak punya keyakinan ...In Sya Allah Bapak bisa mengantarkan kalian ke perguruan tinggi..tidak seperti Bapak dan Ibumu.”.....
Tiba-tiba aku merasa malu..dan kemudian berhenti menangis…., pelan-pelan aku berusaha bangun dari posisi duduk dan kakakku membantuku menjulurkan tangannya.   
“Gimana mau lanjut gak?” kakakku bijak bertanya….
“Ayuk Kak, ...aku lanjut aja….hari ini aku ada ulangan matematika….sayang kalau aku gak ikut...persiapanku sudah matang”
Aku ...bingung juga….kekuatan dan semangatku tiba-tiba bergelora dan...aku meyakinkan kakakku untuk lanjut sekolah walau rok seragamku dalam kondisi kotor dan agak basah.
“Ya sudah,,,,yuk kita lanjutkan...abis ini berbahagialah karena kita akan jalan menanjak….setelah melewati jembatan itu” Kakakku menunjuk jembatan yang akan kita lewati.  “Aku dituntun ya, Kak!” sahutku...sambil memulai kembali untuk melanjutkan perjalanan.
Alhamdulillah jembatan terlewati dengan mudah...hemmm..padahal air sungainya cukup  besar dan deras….tapi kakakku mensugestiku dengan bercerita sehingga aku tidak fokus dengan air yang ada di bawahku.
Tanjakan ternyata lebih mudah dilewati dari pada turunan, walaupun kadang-kadang selip juga tuh kaki,...15 menit kemudian,,,tanjakan berakhir juga..dan jalan panjang lurus menanti untuk dilewati.   sambil jalan aku mencoba lirik kiri dan kanan barangkali ada air yang bisa kupakai untuk mencuci rokku.   
Tak terasa sampailah di tempat biasa kami mencuci kaki dan bersepatu...sungai menjadi pilihan kami...karena itulah tempat terdekat dengan mobil yang senantiasa mengangkut kami ke sekolah.  Cukup lama aku di sungai….karena sekalian mencuci rokku yang kotor. Kakakku sabar menungguku sambil sesekali melirik ke mobil memastikan kalau masih ada dan belum penuh.
Hari itu sedikit berbeda dengan biasanya….aku agak siang sampai ke sekolah...pintu gerbang sudah dibuka sama Mang Ocih ..padahal biasanya kalau tidak ada insiden...aku  dipastikan selalu datang lebih pagi..dari temen-temenku yang ada di kota, walaupun rumahku sangat jauh dari sekolah.
“Alhamdulillah ...ayuk kita mampir di rumah Bi Iklim”...Ibu menarik tanganku dan seketika aku terkaget dari lamunanku...ternyata aku sudah berjalan cukup jauh melewati turunan dan tanjakan...tadi aku asyk sendiri mengenang masa laluku sambil mengiringi ibu dan Uwakku jalan di depanku.















































Inagurasi Angkatan 13 Galastico 2019

Assalamualaikum wr wb.

Alhamdulillah sampailah pada sesi akhir rangkaian inagurasi kelas 9 angkatan 13 siswa SMP IT Insan Harapan TP 2018/2019.
Anak2 yang kami cintai dan Bapak/Ibu  yang dimuliakan Allah…..
Rasanya baru saja   ayah/Bunda kalian memberikan amanah,  menitipkan kalian kepada kami dengan berjuta harapan agar kalian menjadi lebih baik,  menjadi anak2 yang solih dan solihah. Bulan ini bertepatan dengan amanah itu disampaikan tiga tahun lalu, kalian akan kami kembalikan kepada orangtua kalian.

Tiga tahun, walau cukup singkat untuk dikenang, tapi kalian sudah memberikan warna pada perjalanan hidup kami.  Kami yakin...kebersamaan selama tiga tahun di Inhar ini bukan kebetulan semata, pasti terjadi atas izin Allah, Allah telah telah menakdirkan kami menjadi bagian dari warna hidup kalian...begitu pula sebaliknya. Sesungguhnya cukup berat pertanggungjawaban kami di hadapan Ilahi Rabbi….karena kami belum mampu secara utuh mengantarkan kalian menjadi anak2 sesuai harapan ayah bunda kalian. Tidak ada kata yang bisa  terucap kecuali permohonan maaf yang sebesar-besarnya dari kami untuk kalian dan Ayah/Bunda. Kami masih banyak kekurangan dalam segala hal, peraturan dan lainnya hanya bagian dari ikhtiar kami dalam mengawal kalian.  
In Sya Allah beberapa  peraturan yang kami coba terapkan...mengacu pada aturan islam. Dimana Islam,  Allah takdirkan menjadi satu-satunya dien rujukan bagi manusia.
Anak-anakku yang Allah muliakan…aktivitas kita selama 3 tahun bersama di Inhar dengan dimulai di masjid saat shalat zuhur dan ashar, sholat dhuha dan tadarus serta mendengarkan tausiyah Jumat dari Pak Solihin, belajar dan bermain di sekolah, ngobrol bersama di lorong-lorong sekolah, jajan di kantin dan bermain di lapangan semoga Allah ridhoi dan Allah jadikan sebuah catatan amal kebaikan yang bisa menambah investasi amalan kita di akhirat.  Harapan dan doa kami untuk kalian, semoga istiqomah dalam beribadah kepada Allah, pelihara shalat wajibmu untuk selalu tepat waktu, terus lah berbuat baik kepada orang tua kalian (birrul walidain) dan selalu bersungguh-sungguh dalam seluruh aktivitas kebaikan.
Kalian adalah anak-anak generasi baik dan kuat, (karakter baik terdiri dari  ikhlas: melakukan sesuatu hanya karena Allah, jujur adalah pilar kebaikan yang merupakan kesuksesan dunia dan akhirat; tawadhu: rendah hati, tidak sombong dengan kelebihan dan keunggulan yang kalian raih karena semua pada hakikatnya pemberian dari Allah)  sedangkan kuat menggambarkan keberanian dalam memutuskan, melakukan, sesuatu yang disukai Allah Swt.) ; kuat juga menggambarkan kedisiplinan karena tidak ada kesuksesan tanpa disiplin, tidak ada prestasi tanpa kedisiplinan, dan yang terakhir tangguh berarti pribadi yang terus berjuang tanpa menyerah dan mengeluh. Dan tujuan akhir daei karakter baik dan kuat adalah menjadi generasi yang mentauhidkan Allah dan bermanfaat untuk orang lain. anak-anak yang solih dan solihah, anak-anak harapan bangsa dan agama yang In Sya Allah akan melanjutkan perjuangan, membawa perubahan menjadi bangsa yang bermartabat dan berakhlakul karimah.  
Terima kasih anak-anak, Kalian sudah mau berjuang untuk mengikuti aturan dan mengikuti wejangan dan nasihat-nasihat kami, hanya satu harapan kami...Jika suatu saat nanti kami ditanya dan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah semoga seluruh anggota tubuh ini menjadi saksi bahwa kami pernah bersama dengan kalian dalam melakukan kebaikan….
Doakan kami selalu, karena hanya  doa anak2 yang solih dan solihah yang bisa menembus pintu langit dan  tidak dibatasi oleh ruang maupun waktu.  
Panggil kami...anak2 jika di akhirat nanti kalian lebih dulu berada di SurgaNya….

Anak2 yang dimuliakan Allah...
Sekali lagi mohon dibukakan pintu maaf untuk kami atas khilaf dan kekurangan kami selama tiga tahun bersama kalian...In Sya Allah kami ridho melepas kalian...dan semoga kalian pun ridho dengan apa pun yang telah kami berikan….
In Sya Allah semua yang kami lakukan selama ini baik itu menyenangkan maupun pahit yang dirasakan kalian ...itu adalah bukti cinta kami kepada kalian karena Allah….cinta yang tidak pernah bermuara…Cinta seluas langit dan bumi.

Wallahu A'lam Bisshowab.

Inilah sebait puisi dari kami untuk kalian renungkan….


(Lanjut puisi bu Ratri)
Disusul oleh puisi Dini dan Muna

Alhamdulillah...terima kasih Dini dan Muna…

Kami akan memanggil 10  siswa,In Sya Allah menjadi wakil dari temn2nya untuk sesi pengembalian kepada orangtua. nama2 berikut yang dipanggil  silakan untuk maju ke barisan paling depan.
1.Rafifah Nur Amalina
2. Safran Alif
3.Amalia Oceany Husniyyah
4.Muhammmad Fajar Ramadhan
5.Muhammad Zaky Firmansyah
6.Qonita Adzkiyyah
7.Hilmi Alwan Husain
8.Mizwar Akbar Jamili
9.Amanda Foury 
10.Naura Farras Safiya

Anak-anak silakan cari dan jemput orang tua kalian, tatap dan peluklah mereka.  Berikan bunga yang kalian bawa itu dengan sepenuh hati dan jiwa kalian mewakili mata hati dan batin kalian sebagai ungkapan terima kasih .

Anak-anak pegang eratlah tangan ayah bunda kalian dan rasakan getarannya di dada kalian. Mereka tak pernah lelah bermunajat kepada Allah dalam sujud malamnya  agar kalian menjadi anak2 yang solih dan solihah. Mereka yang selalu berjuang tak mengenal waktu untuk satu harapan besar, agar kalian menjadi lebih baik dari mereka.  Mereka yang tak pernah peduli dengan badannya sendiri demi kebaikan kalian….Berterima kasihlah pada mereka, bersyukurlah kalian kepada Allah telah menghadirkan orang2 hebat yang bisa membersamai kalian dalam suka dan duka….ikutilah nasihat2 baiknya….dan raihlah ridhonya. ..Karena hanya dengan ridho itulah kalian akan mendapatkan ridhoNya Allah….yang akan menjadikan kalian hidup bahagia di dunia dan menggapai surgaNya di akhirat.

Terima kasih Bapak/Ibu sdh memberikan amanah dan kepercayaan kepada kami...semoga Allah limpahkan keberkahan kepada kita semua. 

Kepada Bapak Ibu guru kami persilakan untuk mendekat di antara anak2 …
Bapak Solihin dan jajarannya didampingi Bapak Wahyu berkenan juga untuk bersama anak2.

Bapak/Ibu kami juga memberikan apresiasi kepada 3 siswa berikut yaitu ananda Putri Ramandini, ananda Hilmi dan Ananda Nuha.
Kami berucap syukur kehadirat Allah….karena dari pengamatan  kami anak2 ini punya effort atau usaha yang luar biasa dan bisa melaluinya dengan baik. 
Ananda Putri Ramandini ini, harus terus berjuang untuk tetap sekolah dan mengikuti ujian akhirnya baik UP, USBN dan UNBK di sela-sela bundanya sakit dan menemani serta mengantarkannya ke RS, Masya Allah tetap tegar dan optimis bahwa ini adalah pilihan Allah untuk terus berjuang.  barokallah Dini ….
Demikian juga  Ananda Nuha, kami melihat perjuangannya yang luar biasa, harus keluar masuk RS untuk kesehatannya bahkan jadwal oprasinya yang seringkali harus merelakan belajar sendiri di rumah….tapi Masya Allah tidak pernah menyurutkan semangatnya untuk terus berjuang sampai titik akhir ini...Barokallah Nuha...semoga tetap semangat dan sehat.
Juga Ananda Hilmi...kami melihat perjuangannya yang luar biasa, berawal dari keinginannya yang kuat untuk berbeda dengan teman2nya dan memilih Inhar sebagai sekolah lanjutannya. Ananda Hilmi ini lahir di Kademangan dan bersekolah di sekitar Inhar juga,  tepatnya di MI Mathlaul Anwar. Hilmi terus istiqomah untuk tidak terpengaruh hal-hal yang kurang baik dari teman2 di sekitarnya...semoga Hilmi menjadi penyemangat anak2 yang berada di sekitar Inhar...untuk mau bersekolah di Inhar dan merasakan bagaimana harus berjuang dengan aturan-aturan yang ada di Inhar.

Kepada Bapak Solihin dan pak wahyu serta komite berkenan memberikan penghargaan kepada ketiganya.

Sebelum.penyerahan Quran secara simbolik kepad 10 siswa yang di depan, kami persilakan kepada Pak Solihin untuk memberikan sepatah dua patah kata.

Alhamdulillah rangkaian acara prosesi wisuda telah selesai... mohon maaf atas segala kekurangan selama mengawal prosesi ini, terima kaqasih atas perhatiannya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh.

Sebuah Renungan

Assalamualaykum warahmatullah wa barakatuh..

Allah selalu menguji hambanya dengan caraNya
Setiap ujian niscaya sebuah kebaikan yang Allah tawarkan
Berupa suka atau duka bukan sebuah pilihan
Dari keduanya tidak untuk berlari tunggang langgang
Ikhlas menerima dan melewatinya sebagai bagian dari episode kehidupan adalah sebuah kemuliaan


Tetapi seringkali manusia terbentur dengan keadaan dan lupa akan tujuan
Tujuan untuk apa diciptakan dan selalu  dihadirkan di antara dua pilihan; 
Manusia tercipta sebagai hambaNya
Ketaatan dan kepatuhan adalah pilihan menuju JanahNya
Pembangkangan berarti keterpurukan dalam kegelapan dan kezaliman


Suka  identik dengan bahagia yang bisa  melenakan rasa syukur
Duka identik dengan sedih dan nestapa yang bisa berujung pada kekufuran


Bersegeralah untuk mendekat dalam keadaan apa pun karena itu semua berupa cinta dan kasihnya Allah untuk hambaNya.


Berbahagialah jika keduanya menghampiri
Karena disitulah kita disiapkan untuk diuji menuju hidup yang hakiki


Hasbunallah wa ni'mal wakil ni'mal maula wa ni'man nashir


Ahad subuh, 20 Ramadhan/26 Mei 2019

Lorong ICU RS Medika BSD

Tips Menulis Karya Tulis Sederhana

Bismillahirohmanirrohiim... Membuat Karya Tulis walaupun sederhana, ternyata butuh perjuangan untuk menyelesaikannya. Ketekunan dalam...