Selasa, 11 November 2008

Prinsip-prinsip Metode pembelajaran


MENETAPKAN PRINSIP-PRINSIP METODE PEMBELAJARAN

Jabatan guru merupakan jabatan profesional yang menghendaki guru harus bekerja secara profesional. Bekerja secara profesional berarti bekerja dengan keahlian yang hanya diperoleh dengan pendidikan khusus. Hanya, yang menjadi masalah dapatkah pendidikan khusus ini menjadi jaminan bagi seorang guru sudah bekerja secara profesional.
Banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang guru agar pembelajaran bisa berlangsung efektif dan efesien. Namun tidak ada rumus sederhana untuk mencocokkan kegiatan dengan sasaran. Apa yang dianggap baik oleh seorang pengajar atau sekelompok siswa, bisa saja tidak memuaskan dalam situasi lain.
Dengan demikian, seorang guru hendaklah menyiapkan landasan bagi pengambilan keputusan secara memuaskan dalam menentukan metode pembelajaran agar efektif. Ini sangat diperlukan agar sebagian besar siswa dapat menguasai sasaran pengajaran pada tingkat pencapaian yang dapat diterima, dalam jangka waktu yang sesuai.
Oemar Hamalik, mengatakan ada dua pendekatan strategi dalam proses belajar yang dikembangkan, yaitu (1) Strategi Ekspositif, (2) strategi Discovery.
Langkah-langkah pokok strategi Ekspositif adalah:
Penyajian informasi yang diberikan dalam bentuk penjelasan simbolik atau demonstrasi praktis.
Tes resepsi, ungkapan dan pemahaman. Ulangi pesan / informasi bisa diperlukan.
Menyajikan kesempatan-kesempatan untuk menerapkan prinsip umum sebagai latihan dengan contoh tertentu.
Menyajikan kesempatan untuk penerapan dalam situasi senyatanya.
Langkah-langkah Strategi Discovery
Menyajikan kesempatan untuk berbuat dan mengamati konsekuensi tindakan seseorang.
Tes pemahaman tentang sebab akibat. Caranya dengan mengamati reaksi sisa
Menanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya. Tes susunan prinsip umum yang mendasari kasus yang disajikan.
Penyajian kesempatan guna pnerapan hal yang baru.
Ada dua metoda dasar yang dapat dipertimbangkan dalam pengajaran ekspositif (Ekspositive classroom Instruction), yakni sistem satu arah (Teacher input system) dan sistem dua arah (Teacher modification system).
Sistem satu arah (Teacher input system)
Sistem satu arah dilakukan dalam bentuk ceramah (typical lecture). Semua tanggungjawab untuk mentransferkan informasi terletak pada guru. Tak ada umpan balik dari siswa, kecuali melalui tanda-tanda non verbal yakni senang atau tidak senang. Biasanya berorientasi pada isi bukan pada tujuan dan dikontrol oleh batas waktu yang ditentukan. Sistem ini dianggap lebih efektif untuk menyajikan informasi, faktual, tetapi kurang efektif untuk belajar konseptual.
Sistem dua arah (Teacher modification system)
Pendekatan system ini terdapat proses balikan. Guru mengajukan balikan apakah siswa menerimanya dengan tepat. Jika sudah maka guru akan memodifikasi penyajiannya.
Pengajaran Discovery dalam Kelas
1. Sistem Satu Arah (ceramah Efektif)
Pendekatan sistem satu arah struktur penyajiannnya dalam bentuk usaha merangsang siswa melakukan proses doscovery di depan kelas. Guru mengajukan masalah kemudian siswa memecahkan masalah tersebut melalui langkah-langkah discovery. Yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada kelas, kemudian kelas melakukan refleksi, selanjutnya guru menjawab sendiri pertanyaan tersebut. Dengan pertanyaan guru mengundang siswa untuk mencari aturan-aturan yang harus diperbuatnya. Pemecahan masalah selangkah demi selangkah ditemukan sendiri oleh siswa.
Sistem dua arah (Discovery terbimbing)
Pendekatan sistem ini guru melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan guru. Siswa melakukan discovery, dan guru membimbingnya ke arah yang benar. Sistem ini bisa dipakai dalam kelompok besar maupun kecil. Tetapi kelompok kecil dapat lebih efektif karena dapat melibatkan seluruh siswa.
Teknik Pengajaran Kelompok Kecil
Teknik pengajaran dalam kelompok kecil bisa dilakukan dalam bentuk Tutorial Individual . Metoda ini dianggap metoda belajar yang ideal karena satu orang tutor berhadapan dengan satu orang siswa. Hubungan ini memungkinkan guru untuk mendiagnosa kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan siswa secara cermat dan teliti. Selain TI ada juga yang disebutTutorial Kelompok (TK), dimana satu orang guru membimbing sekelompok siswa yang terdiri dari lima atau tujuh orang siswa sekaligus pada waktu yang sama. Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada kegiatan bimbingan individu dalam kelompok.
Selain kedua teknk di atas, ada yang disebut Seminar, Lokakarya, Teknik Klinis (TK), dan Diskusi Kelompok terbuka. Seminar yaitu diawali dengan penguasaan pada seorang atau sekelompok siswa untuk melakukan studi atau proyek penelitian, kemudian yang bersangkutan melaporkan dan menyajikan dalam bentuk presentasi. Lokakarya biasanya diawali dengan pemberian informasi langkah kerja, kemudian siswa menerapkannya dalam tugas-tugas nyata. Teknik Klinis digunakan dalam rangka pertemuan diagnostik atau pemecahan masalah. Dimaksudkan untuk memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Sedangkan Diskusi kelompok dilakukan dalam bentuk pertukaran pengalaman, pemikiran, informasi, dikalangan para peserta diskusi. Masih banyak cara dan sistem belajar lain yang bisa guru lakukan untuk siswa, seperti tertulis berikut ini:
Sistem belajar Siswa terbimbing (Student directed learning system)
Sistem ini menetapkan tanggungjawab pada diri siswa sendiri. Guru tidak berperan secara direktif, melainkan menjadi salah satu sumber belajar, guru sebagai penasehat dan keputusan akhir ada pada siswa.
Sistem Belajar Berdasarkan Sumber
Sumber belajar telah disusun secara lengkap dalam waktu atau struktur tertentu, dan telah tersedia bermacam-macam tes, materi pelajaran untuk setiap tujuan yang ingin dicapai, semuanya tersusun dalam bentuk peta belajar.
Metoda Instruksi Sendiri Dengan programa
Pengajaran ini dapat dilihat sebagai proses, yakni proses umum untuk merancang materi pengajara, atau sebagai produk yakni sebagai bentuk sistem instruksional dimana para siswa belajar sendiri untuk mencapai tujuan tingkah laku, yang menggunakan materi pelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Program ini dikembangkan dalam bentuk teks programa yang berbetuk linier, bercabang, campuran, semi dan media.
Teknik Simulasi
Teknik ini digunakan terutama dalam semua pelajaran yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku. Latihan dan keterampilan pada dasarnya berlatih melaksanakan tugas-tugas yang akan dihadapi dalam kehidupan seharihari.
Metoda Studi Kasus
Metode studi kasus merupakan bentuk simulasi yang bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada para siswa tentang pembuatan keputusan mengenai apa yang harus dilakukan lebih lanjut.
Metoda Bermain Peran
Adalah suatu teknik jenis simulasi yang digunakan untuk pendidikan sosial dan hubungan antar manusia. Para siswa berpartisipasi sebagai pemain dengan peran tertentu.





























Media Pembelajaran

MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN

Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat Bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar yang terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya tak tersedia atau alasan lainnya. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik serta kemampuan masing-masing diketahui oleh pengajar.
Media sebagai alat bantu mengajar berkembang sedemikian cepatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai kondisi, waktu, keuangan, maupun materi yang akan disampaikan. Menurut Kemp (1985) dalam Uno (2007), mengatakan bahwa setiap jenis media memiliki karakteristik dan kemampuan dalam menyampaikan informasi dan pesan.

B. PEMBAHASAN
Media berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti antara . Makna tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima. The Association of Education and Communication Technology (AECT) Amerika dalam Uno (2007), mengemukakan media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila dikaitkan dengan media pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media, selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi.
Jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran cukuplah beragam, mulai dari media yang sederhana sampai pada media yang cukup rumit dan canggih. Untuk mempermudah mempelajari jenis media, karakter dan kemampuannya, dilakukan pengklasifikasian atau penggolongan.
Edgar dan Dale dalam Uno (2007) mengklasifikasikan media dengan sebutan Kerucut Pengalaman (Cone Experience). Dalam kerucut Dale ini pengklasifikasian media berdasarkan pengalaman belajar yang akan diperoleh oleh peserta didik, mulai dari pengalaman belajar langsung sampai pengalaman yang dapat dicapai melalui gambar, dan pengalaman yang bersifat abstrak. Gambaran jelasnya seperti terlihat pada gambar berikut:

Verb
Simbol
Visual
Rekaman, vidio
Film
Televisi
Pameran Wisata
Demonstrasi
Observasi
Gambar 1. Kerucut pengalaman Dale

Kerucut pengalaman Dale, menunjukkan bahwa informasi yang diperoleh melalui pengalaman langsung yang berada pada dasar kerucut mampu menyajikan pengalaman secara konkret. Semakin menuju puncak kerucut, penggunaan media semakin memberikan pengalaman belajar yang bersifat abstrak.
Media di Lingkungan Sekolah
Media lingkungan sekolah merupakan media yang sangat mudah untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Jika dikaitkan dengan kerucut Dale , maka media ini merupakan media yang sangat konkret dimana siswa dapat terjun langsung melihat kondisi di lingkungan sekolah. Misalnya untuk pembelajaran sains, yang berhubungan dengan tumbuhan, hewan maupun lingkungan sekitar. Siswa bisa langsung mengobservasi bentuk-bentuk daun, bentuk-bentuk batang, juga cara perkembangbiakan tumbuhan maupun hewan.
Dengan observasi langsung juga akan membantu siswa dalam menerapkan pembelajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya untuk penanggulangan sampah. Bagaimana cara mengolah sampah sehingga bisa bermanfaat bagi lingkungan bukan menjadi bencana bagi lingkungan tersebut.
Media Elektronik
Pada dasarnya media elektronik sangat erat hubungannya dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Penggolongan media berdasarkan teknologi, dibagi ke dalam dua golongan. Mulai dari dari teknologi yang rendah (low tekchology) sampai pada media yang menggunakan teknologi tinggi (high technology). Penggolongan media berdasarkan teknologi senantiasa berubah karena dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Dengan demikian penggolongan media berdasarkan teknologi ini dapat berubah dari waktu ke waktu. Misalnya pada tahun 1950 media televisi digolongkan sebagai media termodern, tapi kemudian pada era tahun 1970/1980 tergeser oleh media komputer. Sepuluh tahun kemudian pada tahun 1990 media komputer tergeser kembali dengan kehadiran media lain yaitu komputer conferencing melalui internet. Kondisi ini akan terus berlangsung selama ilmu dan teknologi terus berkembang.
Heinich dkk, (1996) dalam Uno (2007) mengklasifikasikan media pembelajaran sebagi berikut:

Klasifikasi
Jenis Media
Media yang tidak diproyeksikan (non project media)
Realita, model,bahan grafis, (graphycal material), display
Media yang diproyeksikan (project media)
OHT, Slide, Opaque
Media Audio (Audio)
Audio kaset, audio vission, active audio vission
Media video (video)
Vidio
Media berbasis komputer
Computer Assisted Instruction (CIA)
Computer Managed Instruction (CMI)
Multimedia Kit
Perangkat praktikum

Media Sederhana
Sesuai dengan fungsi media pembelajaran dimana kehadirannya tidak hanya membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Maka banyak media yang sederhana bisa digunakan oleh pengajar. Misalnya pada pelajaran matematika. Seorang pengajar bisa dengan mudah mengajarkan tentang bangun datar dan bangun ruang, jika pada saat mengajar membawa bentuk yang sudah jadi, baik itu dari bahan yang sederhana (dari karton) atau bentuk lain yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Jika dikaitkan dengan pengklasifikasian media yang telah dibahas di atas, maka media sederhana dapat digolongkan ke dalam media yang tidak diproyeksikan. Jenis media ini yaitu berup realia, model, bahan grafis dan papan display.
Realia adalah bahan nyata yang dipakai sebagai bahan ajar. Bisa berupa observasi terhadap lingkungan, benda nyata yang tidak dimodifikasi, tidak ada pengubahan, kecuali dipindahkan dari kondisi aslinya.
Grafik/diagram biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan atau menjelaskan suatu proses. Diagram dapat meberikan gambaran mengenai cara kerja suatu benda atau bagaimana membuat, menyusun, atau membangun suatu benda. Sedangkan grafik biasanya dilengkapi dengan tulisan yang menjelaskan simbol-simbol.
Model menurut Brown (1985) dalam Uno (2007), didefinisikan sebagai benda nyata yang dimodifikasi. Model dapat berukuran lebih bear atau lebih kecil dari ukuran aslinya atau mungkin sama persis dengan benda aslinya. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah kegiatan pembelajaran.
Gambar diam juga merupakan media yang sederhana dan banyak digunakan, mudah dikenali, dan mudah dimengerti secara langsung tanpa melakukan interpretasi. Dengan gambar bisa menarik perhatian siswa karena hampir semua orang menyukai gambar. Sifatnya bisa unik juga dapat menjelaskan sifat-sifat yang abstrak dan biasanya mampu mengilustrasikan sutu proses.
Pepustakaan
Perpustakaan adalah media yang tidak kalah penting dalam sebuah proses pembelajaran. Karena disini terdapat berbagai media yang bisa membantu siswa dalam proses pembelajaran, terutama buku-buku sebagai sumber ilmu pengetahuan. Dengan buku siswa dapat memperluas wawasan berpikir tentang berbagai hal yang tidak ditemukannya dalam kehidupan nyata.
Buku adalah jendela dunia, itulah pepatah yang sering kita dengar. Karena dari bukulah kita bisa tahu segala hal tentang perkembangan dunia, baik maya atau nyata. Buku bisa mengantarkan orang untuk mengetahui lebih jelas tentang sebuah negara dengan segala kelebihan dan kekurangannya, baik dari kondisi geografisnya, kebudayaannya, kekayaannya, keseniannya, asal-usulnya dan sebagainya.

C. KESIMPULAN
Media yang berarti antara adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan untuk merangsang mereka dalam mengikuti kegiatan pembelajaran secara utuh.
Ada berbagai macam media pembelajaran yang bisa dipakai untuk mengantarkan informasi tersebut. Mulai dari media yang paling sederhana hingga yang sifatnya canggih.
Penggunaan media sangat diharapkan agar tujuan yang ingin kita sampaikan terhadap siswa sesuai dengan yang diharapkan. Masalahnya adalah sejauhmana kita sebagai pengajar pintar dalam memilih media yang akan kita pakai sesuai dengan kemampuan dan daya dukung.

Tips Menulis Karya Tulis Sederhana

Bismillahirohmanirrohiim... Membuat Karya Tulis walaupun sederhana, ternyata butuh perjuangan untuk menyelesaikannya. Ketekunan dalam...